HALTIM,Coretansatu.com –Pembangunan industri baterai oleh PT. FHT kembali menuai sorotan tajam. Perusahaan yang digadang-gadang sebagai motor hilirisasi energi ini dituding lalai dalam memenuhi kewajiban pengelolaan lingkungan. Kritik datang dari berbagai elemen masyarakat, mulai dari organisasi lingkungan hingga warga sekitar proyek, yang khawatir akan dampak serius terhadap ekosistem.
Warga menilai aktivitas pembangunan PT. FHT telah menimbulkan pencemaran udara akibat debu dan kabut tebal, alih fungsi lahan tanpa kajian mendalam, serta ancaman pencemaran air di sekitar area proyek. Mereka menegaskan, industri baterai adalah sektor berisiko tinggi yang semestinya dikelola dengan standar lingkungan ketat.
“Seharusnya perusahaan sebesar PT. FHT lebih transparan dan bertanggung jawab dalam menyampaikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Sampai sekarang, kami belum pernah mendapatkan informasi terbuka terkait dampak yang akan ditimbulkan,” tegas Risman, salah satu warga yang terdampak.
Selain transparansi yang minim, masyarakat juga menyoroti absennya program pemulihan lingkungan serta nihilnya keterlibatan publik dalam konsultasi. Kondisi ini memunculkan dugaan bahwa PT. FHT mengabaikan prinsip pembangunan berkelanjutan demi mengejar target produksi.
Pakar lingkungan, Daniel Murdiyarso, memperingatkan dampak jangka panjang jika pengelolaan lingkungan tidak segera diperbaiki. “Kelalaian seperti ini bisa berakibat pada kerusakan habitat, pencemaran air tanah, hingga peningkatan emisi berbahaya. Jika dibiarkan, yang akan menanggung akibatnya adalah generasi mendatang,” ujarnya.
Publik kini menuntut pemerintah daerah untuk turun tangan memastikan proyek strategis tersebut berjalan sesuai aturan, tanpa mengorbankan keselamatan masyarakat dan kelestarian lingkungan
Hingga berita ini dipublish, pihak PT. FHT belum memberikan tanggapan resmi atas berbagai tudingan.
Editor : Admin Coretansatu.com
Sumber Berita : Arfandi Latif